Jumat, 22 Agustus 2014

PT. Pertamina EP

Proyek Gas Matindok Perkuat Indonesia Sebagai Pengekspor LNG Terbesar di Dunia

22 Juli 2014

Foto : Kunjungan Komisaris PT Pertamina (Persero) Susilo Siswoutomo dalam rangka meninjau pembangunan dilapangan PPGM (Proyek Pengembangan Gas Matindok), Banggai (19/7/2014). (Zaky / PEP Channel)
Luwuk - Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah, ini merupakan proyek yang penting bagi industri minyak dan gas bumi di Indonesia dan nantinya akan berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan PPGM diyakini akan meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara dan kemungkinan sebagian untuk substitusi BBM dalam negeri.
PPGM memiliki fasilitas yang lengkap mulai dari memproduksi gas bumi dari sumur yang telah dieksplorasi maupun dari rencana sumur pengembangan yang berasal dari 5 lapangan gas bumi, yaitu: lapangan-lapangan gas Donggi, Matindok, Maleo Raja, Sukamaju, dan Minahaki. Saat ini progres pengerjaan PPGM diperkirakan sudah mencapai 21%, dan ditargetkan akan on stream di akhir 2015.
Kemampuan produksi gas dari Blok Matindok diperkirakan ± 105 MMSCFD (gross), dengan kandungan kondensat ± 850 bopd, dan air yang terikut diproduksikan diperkirakan ± 2500 bwpd, dengan prakiraan umur produksi 20 tahun yang didasarkan atas besarnya cadangan gas yang ada dan hasil kajian kelaykan ekonomi untuk pengembangan lapangan. Gas yang diproduksi mengandung CO2 ± 2,5%, Total Sulfur ±3.000 ppm dan kemungkinan juga mengandung unsur yang lainnya.
Komisaris PT Pertamina (Persero) Susilo Siswoutomo mengatakan ini merupakan prestasi besar PT Pertamina EP  dapat mengelola lapangan gas di Kabupaten Banggai walaupun tidak sebesar lapangan Arun dan Badak dimasanya.
“Kegiatan pengembangan gas Matindok sebagai upaya mendorong gas dari area Matindok sebesar 105 MMSCFD (net) untuk kebutuhan kilang LNG dan PLN. Rencana pasokan ke kilang LNG adalah sebesar 85 MMSCFD dan pasokan untuk PLN sebesar 20 MMSCFD”, ujar Susilo saat dijumpai pada kunjungan Safari Ramadhan di Luwuk, Sabtu (19/7).
Saat ini kontrak penjualan gas PT Pertamina EP untuk industri sebesar 71 persen, baik yang dipasok langsung ke konsumen maupun lewat PT PGN (Persero) Tbk.
Pasokan tersebut sudah termasuk pasokan gas untuk pupuk dan industri baja. Selain itu, 28,5persen produksi gas Pertamina dipasok untuk pembangkit listrik, termasuk listrik untuk industri. Sedangkan sisa produksi gas dipasok untuk memenuhi kebutuhan gas kota serta bahan bakar gas.(Zaky / PEP Channel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dan Saran dari Kawan-kawan sekalian sangat Saya Harapkan...